Ketika Berwirausaha Menjadi Pilihan ...
Ketika hidup dihadapkan pada banyak pilihan dan kita harus menentukan pilihan itu,
banyak sekali orang merasa bingung dengan situasi seperti ini. Sehingga muncul
pertanyaan, sesungguhnya mana yang lebih baik "hidup dengan dihadapkan pada
banyak pilihankah sehingga kita bisa memilih diantara sekian pilihan yang ada atau
kita terpaksa harus memilih suatu pilihan karena hanya ada 1 pilihan yang diberikan
kepada kita?". Jika kita melihat situasi saat ini kita bisa menjawab bahwa pertanyaan ke-2 lah yang sesungguhnya sering ditemui dalam kehidupan kita. Karena tidak banyak orang yang dapat memilih dari sekian banyak pilihan yang ada pada dirinya, justru sekarang ini lebih banyak orang yang merasa terpaksa harus memilih karena memang tidak ada pilihan lain. Paparan saya diatas hanya sekedar untuk me-refresh kembali atas anugerah, rahmat & berkah yang sedang kita miliki saat ini dari Sang pencipta alam semesta. Mungkin saja kita adalah termasuk diantara orang - orang yang beruntung yang masih bisa memilih dari sekian banyak pilihan dalam hidup ini.
Dalam kaitannya dengan konteks judul tulisan ini saya hanya ingin berbagi pengalaman kepada teman - teman yang sedang membaca tulisan saya, yaitu apa yang pernah menjadi pengalaman hidup saya hingga kemudian akhirnya saya menjatuhkan pilihan bahwa "ber-wirausaha" adalah menjadi profesi saya setelah selama kurang lebih dalam kurun waktu 13 tahun saya merambah berbagai macam profesi.
Jika melihat kembali kebelakang perjalanan hidup saya yang penuh dengan warna-warni baik itu warna yang indah maupun warna yang kurang indah maka tidak lepas pula dari cita-cita & impian yang saya miliki. Sehingga berbagai pengalaman profesi pernah saya geluti. Diantaranya ketika dimasa - masa saya pertama kali manginjakkan kaki di tanah Sunda, Bandung saya sempat menjadi pekerja di Restoran cepat saji asal Amerika (Wendy's) sebagai pelayan, namun hanya saya jalani selama 3 bulan. Kemudian ditahun-tahun awal saya kuliah untuk menambah uang jajan yang terbatas dari orang tua saya mencoba menjadi tenaga pemasar untuk kartu kredit dari suatu bank ternama (Citibank) edisi mahasiswa sehingga saat itu hampir 1 angkatan saya menjuluki saya dengan sang agen kartu kredit kampus.
Selesai kuliah saya sempat meniti karir pada suatu perusahaan minuman ringan ternama dari Amerika (Coca-Cola) hingga akhirnya saya harus mengundurkan diri dari perusahaan itu. Selanjutnya setelah tidak lagi menjadi pekerja saya mencoba memberanikan diri membuka usaha Rental Play Station di garasi rumah yang saya sewa di Bandung. Pada awalnya usaha itu saya dirikan join ber-3 dengan teman yang akhirnya usaha itu dapat saya miliki sendiri. Tidak cukup hanya disitu saja, saya berhasil menjual proposal kepada teman saya untuk menjadi investor agar membuka usaha sejenis ditempat lain walaupun pada akhirnya usaha teman saya itu kurang berhasil. Usaha rental PS inilah yang telah berhasil memicu naluri kewirausahaan sehingga saya yakin bahwa saya bisa manjalankan suatu usaha.
Setelah saya memutuskan kembali ke Aceh yang merupakan kota kelahiran saya, saya juga pernah menjalani profesi sebagai seorang kontraktor yang akhirnya saya tinggalkan karena bertentangan dengan jiwa & batin saya. Akhirnya saya memutuskan membuka toko sembako dimana saya tidak memiliki pengalaman apapun pada bidang itu. Tapi keyakinan saya mengatakan kalau saya akan bisa menjalankan usaha sembako itu karena usaha rental PS yang pernah saya jalankan saya anggap sukses hingga dapat kembali modal. Kucinya adalah mau belajar, yakin dan tidak cepat menyerah. Bahkan saya juga sempat menjalankan usaha MLM dimana saya mendapatkan banyak pembelajaran tentang bagaimana untuk selalu berpikir positif, tidak mudah putus asa, serta membangun personality yang baik meskipun pada akhirnya saya putuskan tidak melanjutkannya. Alhamdulillah usaha sembako saya terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Hingga memasuki tahun ke 3 usaha saya itu Aceh ditimpa oleh musibah besar Gempa & Tsunami 26 Desember 2004. Syukurnya kota tempat dimana saya tinggal tidak termasuk bagian kota yang terkena dampak bencana itu. Hingga akhirnya saya terlibat dengan proses tanggap darurat yang dilanjutkan dengan fase rehab & rekon dimana ketika itu saya menjadi tenaga administrasi & klerikal pada NGO asing pertama saya (IOM).
Pada awalnya saya hanya seorang tenaga admin & klerikal biasa sampai kemudian saya dipromosikan menjadi staf keuangan junior. Di NGO itu lah selama 19 bulan bekerja saya belajar banyak hal dan terus menerus meng-upgrade kapasitas saya dengan menyerap semua ilmu yang saya dapatkan tidak hanya dari staf lokal tapi juga para expatriate nya. Sampai kemudian saya mendapatkan posisi manager saya yang pertama di NGO asing setelah IOM meskipun saya hanya diberikan kontrak untuk 4 bulan saja. Selanjutnya sebelum masa kontrak saya selesai saya mendapatkan tawaran kerja di NGO berikutnya dengan posisi sebagai manager admin & keuangan yang tentu saja itu merupakan tantangan berikutnya bagi saya untuk membuktikan diri bahwa saya layak diberikan posisi itu. Setelah kurang lebih 9 bulan saya ditempat yang baru itu, saya kembali sudah diterima ditempat lainnya karena kontrak kerja di NGO sebelumnya akan segera berakhir. Pada NGO ini yang merupakan NGO terakhir bagi saya. Saya juga mendapatkan posisi dengan level manager selama kurang lebih 1,5 tahun. Selama periode itu pula saya terus mengembangkan kapasitas saya agar semakin teruji & terasah.
Menjelang berakhirnya masa kontrak saya di NGO terakhir inilah saya membuat pilihan yang akan menentukan kehidupan saya berikutnya dengan mengatakan "ini menjadi akhir dari perjalanan karir saya menjadi seorang pekerja, kini saatnya saya memulai untuk menggapai apa yang menjadi impian saya yaitu meraih A Truly Freedom dengan cara berani melangkah kesebelah kanan kuadran yaitu kembali menjadi seorang wirausaha seperti yang pernah saya lakukan sebelumnya".
Pasti teman - teman yang membaca tulisan ini akan bertanya 1. Apakah semudah itu membuat keputusan merubah haluan, apa lagi menyangkut profesi dimana profesi itu telah memberikan kontribusi materi yang besar kepada kehidupan kita?, 2. Apakah kita tidak takut gagal kalau mencoba menjadi seorang wirausaha karena begitu banyak contoh mereka yang gagal dengan usaha mereka?, 3. Apakah sanggup mengurus usaha/bisnis yang jauh lebih kompleks masalahnya dibandingkan apabila kita sebagai pekerja? Seterusnya dan seterusnya pasti akan muncul puluhan pertanyaan lainnya yang mempertanyakan pilihan yang telah saya ambil itu. Tapi saya hanya ada 1 jawaban dari sekian banyak pertanyaan tadi yaitu "Hidup ini adalah Pilihan, jadi tentukanlah pilihan itu ketika kita masih bisa memilih". Meskipun saya menyadari bahwa menjadi & merintis suatu usaha itu tidak mudah tetapi setidaknya saya telah mempersiapkan diri saya untuk itu. Pengalaman saya pernah menjadi pekerja, wirausaha & kembali menjadi pekerja telah memberikan pemahaman yang luas atas namanya "kepuasan batin". Tidak bisa dipungkiri tawaran gaji yang besar dari beberapa NGO sempat menggoyah keyakinan saya. Namun karena impian - impian saya jauh lebih besar dari hanya sekedar tawaran gaji yang tinggi maka saya menutup mata dan telinga saya untuk semua tawaran itu.
Yang saya share disini dari paparan saya diatas adalah jika teman - teman telah memutuskan untuk merintis suatu usaha yang mungkin saja usaha itu sangat berbeda dari profesi kita sebelumnya jangan pernah takut untuk meneruskannya. Karena sesuatu yang baru itulah bisa jadi akan menjadi keahlian kita selanjutnya bahka bisa mendatangkan rizki yang jauh lebih banyak dari profesi sebelumnya. Oleh sebab itu maka lindungilah pilihan yang sudah anda tentukan itu agar tetap terjaga dan terpelihara dengan cara :
- Tuliskan, ceritakan, gambarkan, & diskusikan apa-apa yang menjadi rencana-rencana kita berikutnya kepada siapa pun agar rencana-rencana tadi tetap terjaga dalam impian kita
- Hadirkan diri kita pada komunitas yang medukung rencana-rencana kita tadi agar kita merasakan dukungan dari orang-orang disekitas kita
- Persiapkan diri kita dengan mulai menggali sebanyak-banyaknya referensi, pengetahuan, berita, catatan-catatan, informasi, dan apapun itu yang berkaitan dengan rencana-rencana kita kedepan agar kita mudah memulainya
Ketiga point inilah yang saya lakukan ketika saya mempersiapkan usaha yang sedang saya jalankan sekarang. Dan terbukti dengan melakukan ketiga hal itu saya tidak menemukan hambatan yang begitu berat.
Ada cerita lucu sekaligus menarik bagi saya ketika ada seorang teman dari tempat kerja saya terakhir menelpon saya dan mengatakan bahwa dia ingin magang di tempat usaha saya. Tentu saja niatnya itu mengejutkan saya. Setelah saya coba konfirmasi kembali kepadanya tentang niatnya itu teman saya itu kembali mengatakan bahwa dia benar-benar ingin sekali magang di tempat saya dengan alasan dia ingin memulai usaha dibidang kuliner dikota dimana dia tinggal sekarang tetapi sebelum dia memulainya dia ingin mendapatkan gambaran secara koprehensif bagaimana sebenarnya memulai suatu usaha itu khususnya usaha dibidang kuliner. Setelah menempuh 3 jam perjalanan akhirnya teman saya tadi tiba di tempat usaha saya. Saya katakan padanya kalau tempat usaha saya ini sangat terbatas sehingga tidak ada kamar yang memadai untuk dirinya. Tetapi teman saya tadi katakan tidak ada persoalan saya akan siap tidur di atas meja sama seperti karyawan saya yang lainnya. Karena dia benar-benar ingin terlibat & melihat secara langsung mulai dari persiapan buka hingga tutupnya tempat usaha saya. Akhirnya dia pun memulai hari-harinya dimulai dari diskusi dari A-Z hingga ikut praktek memasak di dapur. Singkat cerita segala aspek yang teman saya itu ingin ketahui sudah saya bagikan padanya ditambah dengan tips-tips bagaimana agar membuat makanan itu lebih enak dan cantik dalam tampilannya di atas meja. Dengan penuh semangat dan antusias saya terus memberikan support dan dukungan atas niatnya untuk menjadi wirausaha bahkan saya juga sempat menawarkan kerjasama padanya agar teman saya itu tidak perlu merintis dari awal seperti yang sudah saya lakukan.
Disela-sela diskusi yang kami lakukan selama dia magang, teman saya tadi suka sekali menceritakan bagaimana kondisinya saat ini. Banyak sekali keluhan-keluhan yang disampaikannya mulai dari lokasi tinggalnya yang jauh dari pusat keramaian hingga masalah istrinya yang tidak mendukungnya untuk menjadi seorang wirausaha. Masih banyak keluhan-keluhan lainnya yang diutarakannya pada saya. Bahkan teman saya tadi juga sering membandingkan kondisi saya dengan kondisi dirinya dengan mengatakan keadaan saya jauh lebih menguntungkan dari pada dirinya karena selain memiliki cukup modal juga mendapat dukungan penuh dari keluarga. Sampai akhirnya setelah sekitar 4 hari magang dia memutuskan untuk kembali kekotanya dengan harapan bisa segera memulai usaha yang dia sudah rencanakan dengan sedikit bekal pengetahuan dari hasil magangnya itu. Saya terus memantau teman saya tadi dengan memberinya semangat dan dukungan melalui sms agar dia harus memulai apa yang telah dia rencanakan sebelumnya. Singkat cerita pada suatu hari dia mengabari saya bahwa dia sekarang telah menjadi seorang pialang dan meminta saya menjadi investornya. Sementara keinginannya untuk menjadi wirausaha kuliner dia hentikan tanpa alasan yang jelas. Tentu saja semua ini membuat saya tertawa dalam hati. Karena prediksi saya sejal awal kedatangannya adalah benar bahwa teman saya tadi tidak akan berani mewujudkan renacana yang pernah dia ceritakan kepada saya sekalipun dia telah melakukan magang ditempat saya. Dan prediksi saya itu akhirnya benar setelah menerima kabar darinya kalau dia telah menjadi seorang pialang.
Dari cerita teman saya diatas tadi ada pelajaran yang bisa saya bagikan kepada teman - teman yaitu :
- Ketika kita sudah memutuskan untuk merintis suatu usaha maka jangan pernah mengaharapkan suasana, kondisi, keadaan, dan apapun itu namanya yang ada pada diri/sekitar kita akan baik-baik saja/normal. Karena jika kita sudah mulai mengeluhkan keadaan kita pada orang lain maka percayalah keluhan-keluhan yang keluar itu akan melunturkan bahkan membuyarkan niat yang telah kita rencanakan.
- Tidak akan pernah terjadi ketika kita akan memulai sesuatu yang baru maka serta merta orang-orang disekitar kita akan mendukung kita sepenuhnya. Bahkan tantangan terberat bisa datang dari orang terdekat kita. Oleh karena itu hadapilah semua tantangan itu karena itulah yang akan menguatkan niat kita untuk berubah.
- Percayalah tidak harus menunggu terlebih dahulu diri kita menjadi ahli, pakar, master, bahkan suhu, atau apapun itu untuk memulai suatu usaha. Karena ide, konsep, dan jenis usaha yang akan kita pilih itu bisa datang dari sesuatu yang sederhana apakah itu dari sekitar kita atau dari perjalanan hidup kita selama ini. Sehingga untuk mewujudkannya dapat dilakukan dengan melakukan 3 huruf ini yaitu :
A-T-M ( Amati - Tiru - Modifikasi ) karena saya telah membuktikannya dengan usaha yang sedang saya jalankan ini.
Sebagai penutup saya ingin menyimpulkan bahwa :
- Ketika kita memutuskan untuk berwirausaha tetapi kita belum mempunyai ide ataupun konsep usahanya mulailah dengan menggunakan teori A-T-M tadi. Karena semakin banyak pengamtan yang dilakukan maka akan memperkaya diri kita dengan ide-ide & konsep-konsep baru yang bisa menjadi ide & konsep baru yang orisinil
- Jangan pernah mengaharapkan situasi normal ketika akan memulai usaha. Semua kendala dan tantangan yang muncul sebelum kita memulai usaha merupakan anak tangga yang mesti kita lewati bukan untuk dihindari. Karena sebelum mencapai puncak anak tangga tertinggi maka akan lebih indah apabila kita berhasil melalui anak tangga dibawanya dengan mulus.
- Saya percaya dengan ungkapan "success is a journey not a destination", bahwa ukuran kesuksesan itu bukannlah dilihat dari hasil akhirnya tetapi dari proses yang mampu dilewati untuk mencapai hasil akhir yang kita impikan itu. Karena percayalah tidak ada kata "instant" untuk menggapai suatu kesuksesan. Yang ada hanya K-O-P-I-F-A ( Kerja keras, Optimis, Percaya diri, Invasi, Fokus, & Antusias ) yang dapat mengantarkan kita ke puncak kesuksesan
Selamat menentukan pilihan hidup anda, karena pilihan yang anda ambil sekarang akan menentukan perjalanan hidup anda berikutnya.
Salam Wirausaha ...
Zulfikar Hazli
Owner Franchise
Cikendak Ayam Bebek Bakar