Aspek Sosial Bagi Wirausaha
Dengan sifat ini, jelas bahwa bisnis
membutuhkan orang lain. Penjual memerlukan pembeli, pembeli membutuhkan penjual.
Bisnis tidak mungkin berjalan, tanpa adanya orang lain.
Dengan demikian, dunia wiraswasta adalah
juga dunia hubungan antar manusia. Keterkaitannya dengan aspek sosial sangat
besar. Orang bisnis yang sukses, atau lebih tepat wiraswastawan yang sukses
sudah bisa dipastikan orang yang menghargai orang lain. Karena, dirinya sadar,
tanpa orang lain, usahanya tidak mungkin jalan. Siapa yang akan membeli
produknya, kalau bukan orang lain ?
Kita bisa mengatakan bahwa mereka yang sukses adalah individu-individu yang
mengerti benar akan konsep “saling ketergantungan” dalam hidup. Konsep tersebut
merupakan dasar pemikiran yang paling utama bagi semua manusia, baik dalam rumah
tangga, pergaulan maupun dalam bisnis.
Ilmu kewiraswastaan menghendaki semua wiraswastawan menyadari penuh hal itu.
Terlebih profesi sebagai usahawan, mutlak tergantung oleh kesediaan orang lain
untuk membeli produknya. Meski ada beberapa pengusaha “karbitan” yang merasa
tidak membutuhkan orang lain, karena orang tuanya seorang pejabat yang berkuasa,
sesungguhnya posisinya itu amat rapuh. Keberadaannya hanya bersandar pada orang
tua semata, yang pada waktunya nanti, harus turun panggung juga dari jabatannya.
Kalau itu sudah terjadi, selesailah juga cerita dirinya sebagai pengusaha.
Oleh sebab itu, wiraswastawan harus membina aspek sosialnya pertama dengan jalan
belajar menyukai orang lain, respek dan mau bergaul dengan siapa saja. Setiap
kesempatan berjumpa dan berbicara dengan orang, berarti kesempatan untuk
berpromosi. Bukan untuk mempromosikan barang dagangan, akan tetapi terlebih
dahulu mempromosikan diri sebagai figur pengusaha yang simpatik, penuh perhatian
pada sesama, sopan dan ramah serta menyiratkan wajah yang selalu ingin membantu.
Ingat, orang proaktif tidak menghindar, tapi justru mencari kesempatan bertemu
orang lain. Pertemuan dan pembicaraan dengan orang harus bisa dinikmati.
Dengan jalan itu, citra diri pengusaha akan lebih menonjol dari pada barang
dagangannya sendiri. Sehingga, apapun komoditi yang dijual, orang akan lebih
suka membeli kepadanya, dari pada ke pihak lain. Hal ini lebih mudah dibuktikan
pada bidang-bidang usaha pelayanan dan profesi, seperti warung makan, bengkel,
praktek dokter, pengacara, notaris, toko klontong dan lain-lain.
Pada usaha-usaha skala besar, aspek sosial tidak kalah pentingnya. Bila seorang
pengusaha dikenal masyarakat sebagai tokoh bisnis yang serakah, egois, dan
menindas orang lain, pada suatu waktu terjadi kerusuhan, maka kecil kemungkinan
sipengusaha itu berikut kantor-kantor atau toko-tokonya bisa luput menjadi
sasaran.
Para pengusaha, apalagi mereka yang berkecimpung dalam bidang-bidang seperti
konsultan dan jasa profesi, yaitu usaha yang lebih mengandalkan citra
perorangan, sebaiknya lebih aktif berhubungan dengan masyarakat. Seperti
misalnya, berbicara dalam seminar-seminar, menulis artikel dimajalah, ikut
organisasi sosial atau profesi, dan berbagai aktivitas semacamnya. Makin banyak
ia tampil ditengah masyarakat, makin dikenallah ia, dan makin besar peluangnya
untuk sukses.
Rusman Hakim
Pengamat Kewirausahaan
Email: rusman@gacerindo.com
Blog: http://rusmanhakim.blogspot.com
Group: gacerindo-club@yahoogroups.com
Mobile: 0816-144.2792
sumber:
Gacerindo.com