APAKAH WIRAUSAHA HANYA ADA DI
KUADRAN B?
Di tengah hiruk-pikuknya orang berlomba-lomba menjadi “wirausahawan saat ini,
banyak yang justru merasa rancu dengan apa sebenarnya yang dimaksud dengan
wirausaha. Sebagian masyarakat yang sudah membaca buku-buku heboh dari Robert
Kiyosaki (RK), bahkan bertanya apakah yang namanya wirausahawan itu hanya ada di
kuadran B (business owner = pemilik usaha)?
RK sendiri tidak menyinggung tentang kewirausahaan secara spesifik. Ia hanya
fokus pada pencerahan tentang jenis-jenis sumber penghasilan yang bisa diperoleh
manusia, mencermatinya serta mengarahkan pembacanya untuk memilih sumber-sumber
mana saja yang akan digeluti. Itulah yang menyebabkan kita semua sekarang ikut
menggunakan istilah “kuadran E (employee=karyawan), “kuadran S (self
employed=pekerja mandiri), “kuadran B (business owner=pemilik usaha) serta
“kuadran I (investor= penanam modal).
Namun demikian, beberapa dari kita seakan-akan telah terlalu cepat menyimpulkan
bahwa yang namanya wirausahawan itu haruslah orang-orang yang aktivitas utamanya
ada di kuadran B.
Mereka mengklaim bahwa kalau orang ingin menjadi wirausahawan, segeralah
berhenti bekerja sebagai karyawan. Seketika itu juga bangunlah usaha, tanpa
banyak dipikir-pikir atau dihitung-hitung. Sebab kalau banyak pikir dan hitung,
dikuatirkan nanti malah tidak akan pernah terwujud aspirasi menjadi seorang
wirausahawan.
Tidak salah kalau dikatakan bahwa orang yang menjalankan bisnis secara mandiri,
adalah orang-orang yang mempunyai penghasilan di kuadran B. Akan tetapi, kalau
kita bicara bahwa “wirausahawan hanya ada di kuadran B, mungkin kita harus
teliti dahulu dari sudut mana kita menyatakan hal itu.
Sedikitnya ada 2 sudut pandang mengenai wirausaha yang dapat kita bahas dalam
konteks ini. Yang pertama adalah wirausaha sebagai profesi. Dan yang kedua,
wirausaha sebagai semangat (spirit) berusaha.
Bila bicara mengenai wirausaha sebagai profesi, maka benarlah apa yang dibahas
di atas, bahwa ini menunjuk kepada mereka yang berkiprah di kuadran B. Akan
tetapi, spirit kewirausahaan juga akan mengedepankan orang-orang yang ada di
kuadran-kuadran lainnya, yang nota bene memiliki semangat untuk membangun usaha
sendiri. Berarti wirausahawan ada dan hadir di kuadran S, I bahkan di kuadran E
sekali pun.
Di dunia “self employed people (kuadran S), terdapat orang-orang yang memang
berusaha secara mandiri, sambil berupaya mengaktualisasikan jati diri mereka.
Mereka ingin karyanya dikenal sebagai prestasi pribadi mereka sendiri, bukan
karya orang lain. Itu sebabnya mereka merasa lebih nyaman berkiprah di kuadran
S, bukan di E, B atau I.
Di kuadran “I, umumnya ada orang-orang yang sebelumnya melakukan sepak terjang
kewirausahaan di kuadran lain, dan setelah memperoleh sumber daya finansial,
mereka terjun ambil bagian di dalam dunia investasi.
Dengan demikian, jelas bahwa kewirausahaan hadir di semua kuadran.
Perhatikanlah bahwa di antara sekian banyak karyawan yang sumber penghasilannya
ada di kuadran E, terdapat beberapa orang yang sedang berupaya mengumpulkan
modal uang, sebagai bekal kelak mendirikan usahanya sendiri. Sebagian lagi juga
sedang menimba pengalaman dan ilmu pengetahuan, untuk persiapan terjun ke dunia
usaha di masa depan.
Dilihat dari segi spirit, mereka itu sudah dapat dikatakan sebagai wirausahawan,
walau belum bisa dikatakan sebagai orang yang berprofesi sebagai pengusaha. Biar
bagaimana pun, mereka perlu waktu untuk mempersiapkan diri baik untuk
mengumpulkan modal atau pun menimba pengalaman sebelum benar-benar “fit and
proper beralih profesi menjadi pengusaha formal.
Berkaitan dengan itu, ada baiknya bila kita, sesama trainer, mentor atau pun
narasumber serta pionir wirausaha, agar barangkali tidak usah terlalu
terburu-buru “memaksa rekan-rekan yang masih ada di kuadran E untuk secara
instan dan serta-merta meninggalkan karirnya guna beralih profesi menjadi
pengusaha di kuadran B.
Bagai bayi yang lahir prematur, seseorang yang kurang persiapan akan terancam
kebangkrutan fatal bila terjun ke dunia usaha secara instan. Contoh kejadiannya
sudah cukup banyak, tapi saya belum pernah mendengar ada trainer atau mentor
wirausaha yang mau memberikan kompensasi atau ganti rugi kepada yang bangkrut
setelah mengikuti himbauannya.
Robert Kiyosaki sendiri mengatakan, bahwa tidak penting seseorang itu profesinya
apa, yang penting adalah mengerti bagaimana mengeksplorasi sumber-sumber
penghasilan dari berbagai kuadran yang ada.
Rusman Hakim
Pengamat Kewirausahaan
Profec’s Entrepreneurial Leadership Center
E-mail: rusman@gacerindo.com
Portal: http://www.gacerindo.com
Blog: http://rusmanhakim.com
Mobile: 0816.144.2792
sumber:
Gacerindo.com