Featured Event

Pameran Dagang Chinashop Indonesia Expo 2024 JIExpo Jakarta

Artikel Franchise, Bisnis, Manajemen, & Motivasi

Apakah Wirausaha Hanya Ada Di Kuadran B?

Author : Rusman Hakim
Afiliasi : Gacerindo.com
Tanggal : 17-11-2008
Topik : Motivasi



Gacerindo.com



APAKAH WIRAUSAHA HANYA ADA DI
KUADRAN B?


Di tengah hiruk-pikuknya orang berlomba-lomba menjadi “wirausahawan saat ini, banyak yang justru merasa rancu dengan apa sebenarnya yang dimaksud dengan wirausaha. Sebagian masyarakat yang sudah membaca buku-buku heboh dari Robert Kiyosaki (RK), bahkan bertanya apakah yang namanya wirausahawan itu hanya ada di kuadran B (business owner = pemilik usaha)?

RK sendiri tidak menyinggung tentang kewirausahaan secara spesifik. Ia hanya fokus pada pencerahan tentang jenis-jenis sumber penghasilan yang bisa diperoleh manusia, mencermatinya serta mengarahkan pembacanya untuk memilih sumber-sumber mana saja yang akan digeluti. Itulah yang menyebabkan kita semua sekarang ikut menggunakan istilah “kuadran E (employee=karyawan), “kuadran S (self employed=pekerja mandiri), “kuadran B (business owner=pemilik usaha) serta “kuadran I (investor= penanam modal).

Namun demikian, beberapa dari kita seakan-akan telah terlalu cepat menyimpulkan bahwa yang namanya wirausahawan itu haruslah orang-orang yang aktivitas utamanya ada di kuadran B.

Mereka mengklaim bahwa kalau orang ingin menjadi wirausahawan, segeralah berhenti bekerja sebagai karyawan. Seketika itu juga bangunlah usaha, tanpa banyak dipikir-pikir atau dihitung-hitung. Sebab kalau banyak pikir dan hitung, dikuatirkan nanti malah tidak akan pernah terwujud aspirasi menjadi seorang wirausahawan.

Tidak salah kalau dikatakan bahwa orang yang menjalankan bisnis secara mandiri, adalah orang-orang yang mempunyai penghasilan di kuadran B. Akan tetapi, kalau kita bicara bahwa “wirausahawan hanya ada di kuadran B, mungkin kita harus teliti dahulu dari sudut mana kita menyatakan hal itu.

Sedikitnya ada 2 sudut pandang mengenai wirausaha yang dapat kita bahas dalam konteks ini. Yang pertama adalah wirausaha sebagai profesi. Dan yang kedua, wirausaha sebagai semangat (spirit) berusaha.

Bila bicara mengenai wirausaha sebagai profesi, maka benarlah apa yang dibahas di atas, bahwa ini menunjuk kepada mereka yang berkiprah di kuadran B. Akan tetapi, spirit kewirausahaan juga akan mengedepankan orang-orang yang ada di kuadran-kuadran lainnya, yang nota bene memiliki semangat untuk membangun usaha sendiri. Berarti wirausahawan ada dan hadir di kuadran S, I bahkan di kuadran E sekali pun.

Di dunia “self employed people (kuadran S), terdapat orang-orang yang memang berusaha secara mandiri, sambil berupaya mengaktualisasikan jati diri mereka. Mereka ingin karyanya dikenal sebagai prestasi pribadi mereka sendiri, bukan karya orang lain. Itu sebabnya mereka merasa lebih nyaman berkiprah di kuadran S, bukan di E, B atau I.

Di kuadran “I, umumnya ada orang-orang yang sebelumnya melakukan sepak terjang kewirausahaan di kuadran lain, dan setelah memperoleh sumber daya finansial, mereka terjun ambil bagian di dalam dunia investasi.

Dengan demikian, jelas bahwa kewirausahaan hadir di semua kuadran.

Perhatikanlah bahwa di antara sekian banyak karyawan yang sumber penghasilannya ada di kuadran E, terdapat beberapa orang yang sedang berupaya mengumpulkan modal uang, sebagai bekal kelak mendirikan usahanya sendiri. Sebagian lagi juga sedang menimba pengalaman dan ilmu pengetahuan, untuk persiapan terjun ke dunia usaha di masa depan.

Dilihat dari segi spirit, mereka itu sudah dapat dikatakan sebagai wirausahawan, walau belum bisa dikatakan sebagai orang yang berprofesi sebagai pengusaha. Biar bagaimana pun, mereka perlu waktu untuk mempersiapkan diri baik untuk mengumpulkan modal atau pun menimba pengalaman sebelum benar-benar “fit and proper beralih profesi menjadi pengusaha formal.

Berkaitan dengan itu, ada baiknya bila kita, sesama trainer, mentor atau pun narasumber serta pionir wirausaha, agar barangkali tidak usah terlalu terburu-buru “memaksa rekan-rekan yang masih ada di kuadran E untuk secara instan dan serta-merta meninggalkan karirnya guna beralih profesi menjadi pengusaha di kuadran B.

Bagai bayi yang lahir prematur, seseorang yang kurang persiapan akan terancam kebangkrutan fatal bila terjun ke dunia usaha secara instan. Contoh kejadiannya sudah cukup banyak, tapi saya belum pernah mendengar ada trainer atau mentor wirausaha yang mau memberikan kompensasi atau ganti rugi kepada yang bangkrut setelah mengikuti himbauannya.

Robert Kiyosaki sendiri mengatakan, bahwa tidak penting seseorang itu profesinya apa, yang penting adalah mengerti bagaimana mengeksplorasi sumber-sumber penghasilan dari berbagai kuadran yang ada.


Rusman Hakim
Pengamat Kewirausahaan
Profec’s Entrepreneurial Leadership Center
E-mail: rusman@gacerindo.com
Portal: http://www.gacerindo.com
Blog: http://rusmanhakim.com
Mobile: 0816.144.2792



sumber: Gacerindo.com


Artikel Terkait

>
Duck In The Land, Duck In The Water ( Tanggal : 2008-07-28 )
Author : Rusman Hakim           Afiliasi : Gacerindo.com
   
>
Ketika Berwirausaha Menjadi Pilihan ... ( Tanggal : 2011-01-26 )
Author : Zulfikar Hazli           Afiliasi : Cikendak Ayam Bebek Bakar
   
  Daftar Seluruh Artikel
 
Franchise Mie Ayam Cabe Uleg MCU Rawamangun ~ Bisnis Mie Chili Oil
Franchise Mie Ayam Cabe Uleg MCU Rawamangun ~ Bisnis Mie Chili Oil